Pengertian
masalah sosial
Masalah sosial
adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat,
yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan antara
unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti
kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat.
Masalah sosial
muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat
dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti
proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat
ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh
masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya.
Banyak maslah social
yang ada di sekeliling kita, seperti kemacetan, kebanjiran, kenakalan remaja,
dan juga merokok. Walaupun terdengar sepele, merokok merupakan salah satu
masalah sosial yang perlu diatasi karna efek dari merokok bukan hanya merugikan
diri sendiri, tetapi juga merugikan lingkungan dan orang banyak.
Merokok sebagai masalah
social dalam masyarakat
Rokok adalah benda beracun yang memberi efek santai dan
sugesti merasa lebih jantan. Di balik kegunaan atau manfaat rokok yang secuil
itu terkandung bahaya yang sangat besar bagi orang yang merokok maupun orang di
sekitar perokok yang bukan perokok.
Hingga saat ini, masalah merokok belum teratasi. Kebiasaan
merokok telah menjadi budaya diberbagai bangsa di belahan dunia. Latar belakang merokok beraneka ragam, di
kalangan remaja dan dewasa pria adalah faktor gengsi dan agar disebut jagoan,
malahan ada salah satu pepatah menarik yang digunakan sebagai pembenar atas
kebiasaan merokok yaitu “ada ayam jago diatas genteng, ngga merokok ngga ganteng”.
Sedangkan kalangan orang tua, stres dan karena ketagihan adalah faktor penyebab
keinginan untuk merokok.
Faktor penyebab remaja
merokok
Ada beberapa faktor yang mendorong remaja untuk merokok, di
antaranya:
1. Faktor orangtua dan keluarga
Salah satu temuan tentang remaja perokok
adalah bahwa anak-anak muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia,
dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman
fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda
yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia.
2.
Berteman
dengan perokok
Banyak fakta membuktikan bahwa remaja perokok, kemungkinan besar teman-temannya juga perokok, dan sebaliknya.
Banyak fakta membuktikan bahwa remaja perokok, kemungkinan besar teman-temannya juga perokok, dan sebaliknya.
3.
Ingin
mencoba
Ada yang mencoba merokok hanya karena alasan ingin tahu. Mungkin juga karena ingin mengobati rasa sakit fisik maupun jiwa, mengusir bosan. Selain alasan tersebut, konformitas sosial juga menjadi pemicu. Orang yang memiliki skor tinggi pada tes konformitas sosial lebih mudah menjadi pengguna dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang rendah (Atkinson, 1999).
Ada yang mencoba merokok hanya karena alasan ingin tahu. Mungkin juga karena ingin mengobati rasa sakit fisik maupun jiwa, mengusir bosan. Selain alasan tersebut, konformitas sosial juga menjadi pemicu. Orang yang memiliki skor tinggi pada tes konformitas sosial lebih mudah menjadi pengguna dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang rendah (Atkinson, 1999).
4.
Iklan
rokok yang keren
Iklan-iklan di berbagai media yang memberikan gambaran bahwa perokok adalah lambang keglamouran, cowok banget, memicu remaja untuk ikut berperilaku seperti itu.
Iklan-iklan di berbagai media yang memberikan gambaran bahwa perokok adalah lambang keglamouran, cowok banget, memicu remaja untuk ikut berperilaku seperti itu.
Masih banyak lagi
faktor-faktor penyebab orang merokok, yang pastinya itu membawa bencana untuk
semua orang.
Bahaya Rokok
Tentu
kita sering menemukan orang yang merokok sembarangan di kendaraan umum, rumah
sakit, terminal, dan di ditempat-tempat umum yang seharusnya dilarang merokok.
Hal ini sangat menggangu karena membahayakan banyak orang, bukan hanya si
perokok itu sendiri.
Bahaya
rokok yang paling parah adalah bagi perokok pasif. Dimana ia lebih banyak
menghirup asap rokok dengan partikel zat yang lebih banyak. Perokok pasif dapat
terjangkit penyakit jantung koroner, asma, bronchitis, stroke, terganggunya
pertumbuhan janin bagi ibu yang sedang hamil hingga akhirnya bayi lahir
prematur. Penelitian terbaru menyebutkan bahwa rokok yang dikonsumsi ayah juga
dapat menurunkan IQ keturunannya. Hal ini karena rokok dapat menurunkan
kualitas sperma. Angka kematian bayi pada ayah yang merokok lebih tinggi
dibandingkan dengan ayah yang tidak merokok.
Banyak
anak muda bahkan anak usia dini yang mulai mencoba merokok. Salah satu
faktornya adalah melihat contoh dari orang tuanya yang merokok juga. Dan
lingkungan sekitarnya yang mayoritas adalah perokok. Bila tidak cepat diatasi,
masalah merokok dapat merusak moril anak-anak penerus bangsa.
Upaya yang dilakukan untuk
mengatasi masalah merokok
Pemerintah telah memberlakukan peraturan tentang kawasan bebas
rokok dan kawasan terbatas merokok. Kawasan-kawasan tersebut terdapat di tempat
umum, misalnya area bebas rokok di Rumah sakit, lembaga pndidikan dan lembaga
pemerintahan. Lalu kawasan terbatas merokok seperti di terminal, stasiun, taman
kota, dll. Di sana telah disediakan tempat khusus untuk merokok.