Tuesday, November 23, 2010

Cerita Pendek

Tema   : Kenakalan Remaja
Judul   : Bahagia Tak Sekecil Obat Kapsul

Waktu telah menunjukkan pukul 07.30 pagi, jam pelajaran di SMA Miracle pun telah dimulai. SMA Miracle adalah salah satu sekolah internasional ternama di Jakarta. Mayoritas murid disana berasal dari keluarga kaya.
Pagi itu Shela duduk dikelas sambil memperhatikan guru yang sedang menjelaskan. Sesekali ia melihat bangku kosong disampingnya. Ia mengkhawatirkan Lisa, temannya yang sering tidak masuk sekolah akhir-akhir ini. Ia tidak tahu mengapa Lisa menjadi seperti itu, yang Shela tahu Lisa adalah anak yang baik, pandai dan rajin. Lisa dan Shela telah bersahabat sejak mereka duduk di bangku SMP. Mereka sama-sama berasal dari keluarga konglomerat. Tapi mereka bukan anak yang sombong seperti teman-teman mereka yang lain.
Shela memutuskan untuk pergi ke rumah Lisa, untuk memastikan apakah sahabatnya itu baik-baik saja. Bel tanda pulang sekolah pun berbunyi, Shela segera memasukkan buku- bukunya kedalam tas lalu bergegas menuju tempat parkir. Lalu ia menstarter mobilnya dan segera pergi menuju rumah Lisa. Sesampai di depan rumah Lisa, ia mengklakson mobilnya, lalu Mang Ujang, satpam di rumah Lisa melihat kearah mobil yang membunyikan klakson itu. Shela menjulurkan kepalanya keluar dari dalam mobil ‘Ini saya Mang, Shela'. Mang ujang pun langsung membukakan pintu gerbangnya. Tentu saja Mang Ujang mengenal sosok gadis yang cantik itu, Shela sering main ke rumah Lisa sejak SMP.
Shela mengetuk pintu rumah Lisa, dan seseorang paruh baya keluar dari rumah Lisa. Shela bertanya apakah Lisa ada di rumah.
‘Lisa ada Mbok?’ tanya Shela.
Mbok Surti terlihat bingung, ‘mmm ng-nganu mbak Shela, non Lisa belum pulang dari kemarin malam’, ucap Mbok Surti.
‘Loh memang Lisa pergi kemana, Mbok? Shela sangat terkejut mendengar bahwa sahabatnya itu tidak ada di rumah dan belum kembali dari malam.
‘ng ng-nganu, saya ndak tahu non Lisa pergi kemana, kemarin sih saya lihat dia dijemput temannya. Tapi saya ndak kenal mbak. Mbok sangat khawatir’, jelas Mbok Surti
Temannya? Siapa temannya itu? Itu yang ada didalam pikiran Shela. Siapa teman Lisa yang mengajaknya pergi dari malam dan sampai saat ini beluim pulang. ‘Yaudah Mbok, jangan khawatir ya. Nanti Shela bantu cari Lisa’. Ucap Shela menenangkan Mbok Surti.
Shela duduk didalam mobilnya, ia diam sejenak dan berfikir, kemana Lisa pergi? Llu ia menancap gas mobilnya dan pergi ke sebuah caffe, tempat ia biasa datangi bersama Lisa. Lalu ia memesan toast bread and chocolate milk, makanan yang biasa Lisa pesan jika makan disana. Ia menelpon Lisa beberapa kali, namun ponsel Lisa tidak aktif. Ia pun mengirim sms kepada Lisa, namun tidak ada balasan. Tidak terasa waktu sudah sore dan akhirnya Lisa pulang dengan perasaan khawatir terhadap temannya itu.
Keesokan harinya, seperti biasa Shela pergi ke sekolah. Pukul 06.55 Shela sampai di sekolah, lalu ia segera menuju ke kelasnya. Ia sangat terkejut dan senang melihat Lisa sedang duduk di kelas. Shela pun menghampiri Lisa.
‘Lis, lo kemana aja sih? Kemarin gue ke rumah lo. Tapi kata mbok Surti lo ngga ada di rumah. Lo pergi sama siapa, Lis?’ Shela langsung memberikan pertanyaan yang beruntun untuk Lisa. Lisa hanya diam, ia tidak menjawab satu kata pun dari pertanyaan Shela. Tak lama kemudian bel tanda masuk berbunyi. Jam pelajaran pun dimulai. Lisa tidak terlihat seperti biasanya. Lisa tidak pernah seperti ini sebelumnya, ia selau bersemangat dan termasuk murid yang aktif dalam belajar, tapi sekarang Lisa menjadi anak yan sangat pendiam. Tentu saja hal ini menambah kekhawatiran Shela.
Saat jam istirahat, Shela kembali bertanya kepada Lisa. ‘Lis, lo kemana aja dari kemarin? Katanya lo pergi sama temen lo, siapa dia, Lis?’
‘Itu bukan urusan lo’ jawab Lisa singkat, lalu ia segera keluar kelas meninggalkan Shela.
Shela senang melihat Lisa masuk sekolah, tapi ia sedih dengan perubahan Lisa. Mereka tidak mengobrol di kelas seperti biasanya. Lisa sangat diam, ia tidak mengeluarkan sepatah katapun. Sampai pada waktu pulang sekolah, Shela mengajak Lisa untuk pulang bersama, tapi Lisa menolak. Saat Shela keluar sekolah dengan mobilnya, ia melihat seorang laki-laki menjemput Lisa didepan sekolah. Iya tidak mengenal laki-laki itu, Lisa tidak pernah bercerita apapun kalau ia mempunyai teman laki-laki yang dekat dengannya. Shela curiga, apakah ia kekasih dari Lisa? Apakah laki-laki itu yang membuat Lisa berubah menjadi seperti ini? Shela sangat mencemaskan Lisa, jika memang karna laki-laki itu Lisa berubah, berarti Lisa sedang dekat dengan orang yang salah.
Sampai keesokan harinya, di kelas. Shela bertanya kembali kepada Lisa. ‘Lis, cowo yang kemarin jemput lo itu siapa?’
‘lo ga perlu tau!’ jawab Lisa.
‘Jelas gue perlu tau, Lis. Jadi cowo kaya gitu yang bikin lo berubah kaya gini?’
‘berubah? Apa peduli lo?’
‘gue peduli, Lis. Lo sahabat gue. Gue gak mau sahabat gue berubah jadi kayak gini cuma karna cowo ga jelas itu.’
‘lo gak bakalan bilang kayak gini kalo lo di posisi gue.’
Shela sama sekali tidak mengerti apa yang dimaksud Lisa. ‘kalo lo lagi ada masalah, cerita sama gue, Lis’
‘gue gak kenapa-napa.’ Lisa beranjak meninggalkan Shela yang mulai curiga terhadapnya, tak sengaja ia menabrak seorang temannya dan terjatuh lalu sebuah bungkusan aneh jatuh dari sakunya. Shela mengambil bungkusan itu. Ia sangat terkejut melihatnya.
‘Lis, ini apa?jangan bilang kalo ini...’ ucap Shela yang segera dipotong oleh Lisa
‘ini bukan apa-apa!’ Lisa merebut kembali bungkusan itu dari tangan Shela, ia panik dan segera pergi. Shela tercengang dengan apa yang ia lihat. Lisa sudah benar-benar berubah.
Malam itu, seorang laki-laki menjemput Lisa di rumahnya. Mereka pergi ke suatu tempat. Tempat yang mereka kunjungi adalah sebuah club malam.
‘nih, gue balikin.’ Lisa memberi bungkusan yang berisi sesuatu yang berbentuk seperti obat kepada Romy.
‘loh, kenapa lo balikin barang ini ke gue?’ tanya Romy.
‘gue ga bisa nyoba ini, Rom’ jawab Lisa
‘Katanya lo mau kebahagiaan, simple aja, lo coba barang ini dan gue jamin lo bakalan ngerasa happy abis. Nih lo harus coba sekarang’
Dengan polos Lisa mengikuti apa yang dikatakan Romy. Ia mencoba barang haram itu. Lisa berubah, ya, ia memang berubah semenjak ia melihat surat cerai kedua orang tuanya. Sekarang ayahnya lebih memilih tinggal bersama istri simpanannya dan meninggalkan ibu Lisa. Dan sekarang ia sering melihat ibunya bermesraan sengan laki-laki lain. Hal itu membuatnya sangat terpukul.  Ia sangat frustasi dengan keadaan keluarganya yang seperti itu. Saat ia sedang terpuruk seperti itu, Romy datang menghasut Lisa.

Hari ini hari minggu, Shela tidak pergi ke sekolah. Ia menonton siaran berita pagi di televisi. Berita utama pagi ini adalah tentang penangkapan pengedar narkoba. Ia memperhatikan pengedar yang sedang diseret polisi itu, ia mengenali sosok lelaki itu. Lalu ia teringat sesuatu, lelaki itu adalah orang yang menjemput Lisa tempo hari. Ia segera menelpon Lisa untuk memastika apakah Lisa baik-baik saja. Lisa mengangkat telepnnya.
‘Halo, Lis lo baik-baik aja?’ tanya Shela dengan panik.
‘Shel...’ suara Lisa terdengar lirih. Tiba-tiba suara Lisa terputus.
Lisa sangat panik ia segera mengeluarkan mobil dan pergi ke rumah Lisa. Sesampainya di rumah Lisa, ia bertanya kepada Mbok Surti ‘Mbok, Lisa ada?’
‘Non Lisa di kamar non, ia tidak mau keluar kamar. Tolong bujuk dia non Shela, dari semalam non Lisa belum makan’ ucap Mbok Surti dengan khawatir.
Shela pun menuju kamar Lisa, ia mengetuk pintu ‘Lis, lo baik-baik aja?’ ucapnya dengan lembut. Lisa segera membukakan pintu. Lalu Lisa memeluk Shela, Lisa menangis. Ia menjelaskan semuanya kepada Shela. Tentang perceraian orang tuanya, pertemuan ia dengan Romy si pengedar narkoba, dan kejadian semalam saat ia mencoba obat terlarang itu. Lisa sangat menyesal dengan apa yang telah terjadi. Ia ingin kembali menjadi seperti Lisa yang sebelumnya.

Tak lama kemudian 2 orang polisi datang ke rumah Lisa dan menangkap Lisa. Lisa pun di penjara selama 5 tahun atas kesalahan yang ia buat itu. Orang tuanya kaget dan sangat menyesal. Ibunya pun tidak lagi bermain-main dengan laki-laki, dan ayahnya menceraikan istri simpanannya itu. Lalu ayah dan ibunya rujuk kembali. Tiap minggu Shela menjenguk sahabatnya di penjara, ia tidak malu bolak-bali ke penjara untuk menjenguk Lisa. Setelah 5 tahun dipenjara dan rehabilitas, Lisa menjadi anak yang lebih baik lagi. Pengalaman itu telah memberinya banyak pelajaran, bahwa kebahagiaan itu sederhana, bukan sesederhana saat ia mengkonsumsi narkoba, tapi kebahagiaan itu sederhana karna ia melihat orang-orang disekitarnya bahagia.